Ingin Jalankan Ibadah Puasa Ramadhan, Berurai Air Mata Gadis Katolik Ini Bersyahadat


Sore sebelum ikrar syahadat dengan berurai air mata, gadis Katolik 26 tahun yang berprofesi pramugari ini menceritakan keinginannya menjalani ibadah puasa dibulan Ramadhan dengan tenang.

Berikut selengkapnya, seperti yang ditulis Hanny Kristianto (mualaf keturunan Tionghoa, kini Sekjen Mualaf Center) di laman facebooknya, Senin (30/5/2016).

Bismillah,

Alhamdulillah, tidak ada yang bisa mencegah datangnya hidayah milik Allah meskipun berasal dari keluarga Katolik yang taat, dibesarkan dan sekolah di lingkungan Katolik, selama 1 tahun tekadnya untuk mengenal Islam lebih dekat dan belajar Islam harus secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi..

Dengan tekad bulat, atas keinginannya sendiri dan permintaannya kepada kami, malam ini sebelum berangkat terbang subuh ini akhirnya saudari kita seorang pramugari bernama Felisia Y. Kurniasari (mantan Katolik) kelahiran tahun 90 dari kota Tanjung Pinang, Riau ini bersyahadat secara resmi bersama saya disaksikan dan ditemani oleh 3 mualaf akhwat: Fitria Zuhdah, Vera dan Nanda Putri di Wisma Mualaf, Bintaro.

Setelah bersyahadat saya bertanya apakah masih ada yang Felisia khawatirkan dan takutkan?

"Tidak ada koh, sekarang hati saya DAMAI dan BAHAGIA.. Saya siap apapun yang akan terjadi terjadilah karena Qadha’ dan Qadar Allah.." Ma syaa Allah.. Allahu Akbar!

Sore sebelum ikrar syahadat dengan berurai air mata di depan saya dan istri, Felisia menceritakan keinginannya menjalani ibadah puasa dibulan Ramadhan dengan tenang, juga ketakutannya selama ini belum berani bersyahadat karena penolakan terhadap Islam dari ayahnya (berinisial FW) yang Subhanallah ternyata seorang Katekis* di Gereja Katolik Santa Maria P'baru Riau.. dan ibunya (berinisial FK) seorang petinggi di Yayasan Tunas Karya.

{ *keterangan: katekis adalah orang yang mendapat mandat dari Uskup sebagai pengganti misionaris dalam mengajar orang-orang bukan kristen (pemurtadan), sebagai pengajar guru agama Katolik terutama pada masa persiapan penerimaan sakramen Baptis (katekumenat), memberi katekese kepada para katekumen dan mereka yang sudah dibaptis, memimpin doa dalam kelompok (terutama pada liturgi dan hari Minggu ketika tidak ada imam), mengunjungi orang sakit dan mempimpin upacara penguburan, memberi pelatihan kepada katekis lainnya di pusat-pusat khusus bimbingan katekis relawan dalam tugas mereka, mengambil inisiatif-inisiatif pastoral dan mengorganisir tugas-tugas paroki dengan terstruktur dan sistematik..}

HIDAYAH MILIK ALLAH, AL HAADII..
HIDAYAH Felicia karena mencari KEDAMAIAN…

KEDAMAIAN yang merasakannya adalah HATI..
HATI menjadi KUNCI KEBAHAGIAAN seseorang…

BAHAGIA itu saat KITA dekat dengan KEKASIH HATI,
yang TIDAK TERLIHAT MATA tapi DEKAT DI HATI..
ALLAH AL WADUUD AT TAWWAAB MALIKUL MULK DZUL JALAALI WAL IKRAAM

Padahal kita HANYA membutuhkan SATU KUNCI kebahagiaan!
Kunci tersebut adalah: BERIMAN kepada ALLAH Ar Rahman Ar Rahiim As Salaam Al Mu'min Al Muhaimin

Banyak orang gagal meni'mati kebahagiaan, gagal mendapatkan kedamaian hanya karena membiarkan akal sehatnya tertutupi emosinya, menuruti hawa nafsunya, terpedaya prasangka buruknya, terhalangi egonya untuk menerima kebenaran Islam.

Islam bukanlah apa yang dilakukan Muslim tapi apa yang seharusnya Muslim lakukan, sebagaimana emas di bakar untuk memisahkan dari yang bukan emas, kebenaran suatu agama terletak pada kemurnian dan kebenaran kitab sucinya bukan pengikutnya..

Allah Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. INGATLAH, hanya dengan MENGINGAT-KU hati menjadi tenteram. (QS. Ar Rad: 28)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan kepada sahabat tercintanya Abu Bakar, saat puncak kecemasan menghampirinya, sebagaimana dalam Alqur’an:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
Janganlah bersedih karena sungguh Allah bersama kita. (QS. At Taubah: 40)

Sadari bahwa Allah bersama kita, pertolongan Allah lebih DEKAT dari kedua urat di leher kita, in syaa Allah semua kecemasan lenyap oleh kedamaian dan kebahagiaan yang datang.

Felisia sebelum masuk Islam jauh dari Allah, setelah masuk Islam in syaa Allah lebih dekat dengan Allah dan jika sungguh berusaha dekat dengan Allah, kita bisa merasakan KEBAHAGIAAN SEJATI yang tiada tara, karena kontrasnya jarak dengan Allah antara sebelum masuk Islam dan sesudah masuk Islam..

Sebelum masuk Islam Felisia sangat jauh dari Allah, dan setelah syahadat ini Felisia sangat DEKAT dengan Allah Al Mutakabbir KEKASIH HATI kita semua..

Felisia akan menjalani puasa dengan belajar mengaji bersama Shilvia Nanda Putri dan Fitria Zuhdah, in syaa Allah setelah lebaran bisa mengaji dan mengingat Felisia sudah akil baligh tapi "masih sendiri" kita doakan juga semoga segera dipertemukan dengan jodoh pilihan Allah untuk Felisia, dikaruniai rumah tangga yang Sakinah, Mawaddah, Rahmah.. Aamin.

Kita doakan kita semua, khususnya mualaf dijaga dimudahkan dan ditolong Allah menjalani ujian fana ini, dibentuk menjadi muslim dan muslimah yang istiqomah dan kaffah, menjadi manusia yang lebih baik lagi bagi dirinya sendiri dan bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala agar di matikan dalam keadaan Husnul Khotimah.. in syaa Allah.. Aamin Amin ya mujibassailin..

Semoga kisah ukhty Felisia ini dapat kita ambil ibrohnya.
Wabillahi hidayah wal taufiq..

Asadullah Hanny Kristianto
- Mantan Kafir, Bukan Ustadz -

*Sumber: fb


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ingin Jalankan Ibadah Puasa Ramadhan, Berurai Air Mata Gadis Katolik Ini Bersyahadat